Jakarta - Komite Ekonomi Nasional (KEN) optimistis perekonomian Indonesia di 2012 akan terus tumbuh. Meskipun krisis Eropa berpotensi menggangu pertumbuhan ekonomi global.
Ketua KEN Chairul Tanjung dalam bukunya prospek ekonomi Indonesia 2012, mengungkapkan setidaknya ada 8 tantangan dan risiko yang dihadapi perekonomian Indonesia di tahun depan.
"Pertama gejolak di pasar keuangan dunia dan resesi di kawasan Eropa berpotensi menggangu perekonomian Indonesia," kata Chairul, di Seminar Prospek Ekonomi Indonesia 2012, di Crown Plaza, Senin (19/12/11).
Masalah kedua adalah pertumbuhan ekspor diperkirakan akan menurun, pelemahan permintaan barang secara langsung dari negara maju seperti Eropa dan Amerika.
"Diwaspadai penurunan ekspor Indonesia terhadap penurunan surplus transaksi berjalan dan akumulasi cadangan devisa," ujarnya.
Dilanjutnya, persoalan berikutnya adalah pengeringan likuditas mata uang asing terutama US dollar dan Euro yang disebabkan pemulangan kapital tempat asalnya.
"Ini terjadi karena para investor maupun bank-bank asal Eropa dan Amerika harus memperkuat permodalan mereka untuk kompensasi pengurangan nilai aset perbankan di Eropa," ucapnya.
Masalah keempat adalah kemampuan penyerapan anggaran pemerintaah yang terus menurun dalam beberapa tahun belakangan ini. Ini tercermin dari surplus kas yaang sangat besar di rekening bank pemerintah di Bank Indonesia.
"Risiko dan Tantangan kelima, kenaikan harga minyak dunia dan harga beras yang dapat berdampak terhadap pembengkakan subsidi maupun kenaikan inflasi.
Tantangan selanjutnya keterlambatan dalam infrastruktur, pelabuhan udara, laut dan jalan yang mengganggu iklim investasi dan menggerus daya saing Indonesia di pasar modal maupun domestik.
"KEN juga melihat dalam keadaan krisis kepercayaan para pelaku bisnis dan masyarakat umumnya sangat rentan," imbuhnya.
Terakhir, Chairul mengungkapkan Gini Ratio yang baik menunjukkan cenderung ketimpangan yang memburuk, padahal berbagai program kemiskinan (antara lain PNPM, Program Keluarga Harapan) sudah dijalankan.
"Untuk menghadapi tantangan di atas, Indonesia harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk meminimalkan pengaruh negatif dari perkembangaan perekonomian global. Langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga stabilitas sistem keuangannya," tukasnya.
http://finance.detik.com/read/2011/12/19/110244/1794266/4/ini-dia-8-tantangan-dan-risiko-ekonomi-di-2012
Ketua KEN Chairul Tanjung dalam bukunya prospek ekonomi Indonesia 2012, mengungkapkan setidaknya ada 8 tantangan dan risiko yang dihadapi perekonomian Indonesia di tahun depan.
"Pertama gejolak di pasar keuangan dunia dan resesi di kawasan Eropa berpotensi menggangu perekonomian Indonesia," kata Chairul, di Seminar Prospek Ekonomi Indonesia 2012, di Crown Plaza, Senin (19/12/11).
Masalah kedua adalah pertumbuhan ekspor diperkirakan akan menurun, pelemahan permintaan barang secara langsung dari negara maju seperti Eropa dan Amerika.
"Diwaspadai penurunan ekspor Indonesia terhadap penurunan surplus transaksi berjalan dan akumulasi cadangan devisa," ujarnya.
Dilanjutnya, persoalan berikutnya adalah pengeringan likuditas mata uang asing terutama US dollar dan Euro yang disebabkan pemulangan kapital tempat asalnya.
"Ini terjadi karena para investor maupun bank-bank asal Eropa dan Amerika harus memperkuat permodalan mereka untuk kompensasi pengurangan nilai aset perbankan di Eropa," ucapnya.
Masalah keempat adalah kemampuan penyerapan anggaran pemerintaah yang terus menurun dalam beberapa tahun belakangan ini. Ini tercermin dari surplus kas yaang sangat besar di rekening bank pemerintah di Bank Indonesia.
"Risiko dan Tantangan kelima, kenaikan harga minyak dunia dan harga beras yang dapat berdampak terhadap pembengkakan subsidi maupun kenaikan inflasi.
Tantangan selanjutnya keterlambatan dalam infrastruktur, pelabuhan udara, laut dan jalan yang mengganggu iklim investasi dan menggerus daya saing Indonesia di pasar modal maupun domestik.
"KEN juga melihat dalam keadaan krisis kepercayaan para pelaku bisnis dan masyarakat umumnya sangat rentan," imbuhnya.
Terakhir, Chairul mengungkapkan Gini Ratio yang baik menunjukkan cenderung ketimpangan yang memburuk, padahal berbagai program kemiskinan (antara lain PNPM, Program Keluarga Harapan) sudah dijalankan.
"Untuk menghadapi tantangan di atas, Indonesia harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk meminimalkan pengaruh negatif dari perkembangaan perekonomian global. Langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga stabilitas sistem keuangannya," tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar