MELEMAHNYA NILAI TUKAR RUPIAH
Bank Sentral
Amerika Serikat (The Federal Reserve) memiliki rencana untuk mengurangi atau
bahkan menghentikan stimulus moneter. Rencana tersebut dinamakan dengan
Stimulus The Fed atau yang ering disebut dengan Quantitative Easing (QE).
Dengan rencana diperkirakan akan membuat
keluarnya dana asing yang ditempatkan di negara berkembang.
Quantitative
Easing (QE) sendiri didefinisikan sebagai salah satu kebijakan moneter yang
dilakukan oleh bank sentral suatu negara guna meningkatkan jumlah uang beredar
(money supply) di pasar.Dengan kebijakan QE bank sentral akan meningkatkan
jumlah uang beredar dengan melakukan pembelian
berbagai aset investasi termasuk surat-surat berharga dan saham guna
memperbanyak uang cash dalam pasar keuangan hingga meningkatkan likuiditas mata
uang tersebut. Hal ini akan menyebabkan laju inflasi akan meningkat dan jumlah
uang yang beredar yang meningkat akan makin melemahkan nilai mata uang. Tujuan
Quantitative Easing adalah menambah jumlah uang yang beredar dengan pertambahan
kredit yang akhirnya dapat merangsang arus uang di ekonomi seiiring dengan
meningkatnya pembelanjaan. The Fed akan menarik uang ke pasar secara bertahap
sebesar US$ 80 miliar per tahap. Hal ini akan menyebabkan ditariknya dollar
dari pasar termasuk dari Indonesia.
Dengan
ditariknya mata uang dolar di Indonesia menyebabkan nilai mata uang rupiah
terhadap dolar melemah. Selain itu Indonesia juga mengalami pelemahan pada
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tidak hanya di Indonesia saja beberapa
negara emerging
markets (negara berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi dengan
cepat) juga ikut merasakan dampak dari penghentian stimulus oleh bank setral
Amerika Serikat. Saat ini rupiah tukar rupiah terhadap dolar AS telah mencapai Rp 11.450,00.- . Berikut akan
disajikan grafik melemahnya nilai mata uang negara emerging market terhadap dolar.
Tabel 1
Nilai Tukar Mata Uang Emerging Markets vs. Dollar AS, Januari-Agustus 2013
Indeks, 15 Mei 2013 = 100
Indeks, 15 Mei 2013 = 100
Sumber: Wells Fargo Securities Economics
Group, LLC, Weekly Economic & Financial Commentary,
30 Agustus 2013, hlm. 4, https://www.wellsfargo.com/downloads/pdf/com/insights/economics/weekly-commentary/WeeklyEconomicFinancialCommentary_08302013.pdf.
Nilai tukar
sebuah mata uang ditentukan oleh relasi penawaran-permintaan (supply-demand) atas mata uang tersebut. Jika
permintaan atas sebuah mata uang meningkat, sementara penawaran tetap atau
menurun, maka nilai tukar mata uang tersebut akan meningkat, apabila penawaran
sebuah mata uang meningkat, sementara permintaannya tetap atau menurun, maka
nilai tukar mata uang itu akan melemah. Dengan demikian rupiah
melemah karena penawaran atasnya tinggi dan permintaan atasnya rendah. Faktor
yang menyebabkan penawaran atas Rupiah tinggi sedangkan permintaan atas Rupiah
rendah yaitu:
1.
Keluarnya
sejumlah besar investasi portofolio asing dari indonesia.
2.
Neraca
nilai perdagangan yang Indonesia mengalami defisit.
Keluarnya
sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia
disebabkan oleh para investor di Indonesia menukarkan mata uang rupiah dengan
mata uang negara lainnya uang tersebut digunakan untuk berinvestasi di negara
lainnya. Ini adalah akibat dari rencana pengurangan Quantitative Easing (QE)
oleh The Fed. Hal ini dapat dilihat dari IHSG yang semakin menurun. Berikut
akan disajikan tabel IHSG yang mengalami penurunan seiiring dengan melemahnya
nilai mata uang rupiah.
Tabel 2
Faktor kedua
yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah melemah adalah neraca nilai
perdagangan yang Indonesia mengalami defisit. Artinya adalah ekspor lebih
kecil dari pada impor. Ekspor akan menyebabkan meningkatnya permintaan atas
mata uang Rupiah, karena dalam ekspor terjadi pertukaran mata uang negara yang
dituju dengan mata uang eksportir. Pertukaran yang terjadi karena eksportir
membutuhkan hasil akhir ekspor dalam bentuk mata uang negara Indonesia agar
dapat digunakan dalam usahanya. Dan pada tahun 2013 Indonesia telah mengalami
defisit neraca perdagangan sebesar US$ 3,3 miliar. Defisit neraca perdagangan
Indonesia terbesar disebabkan oleh importasi minyak Indonesia. Berikut akan
disajikan tabel yang menggambarkan defisit neraca perdagangan di Indonesia.
Tabel 3
Neraca Nilai Perdagangan Indonesia, Januari-Juli 2013
(Miliar US$)
Neraca Nilai Perdagangan Indonesia, Januari-Juli 2013
(Miliar US$)
Ekspor
|
Impor
|
Neraca
|
|||||||
Bulan
|
Migas
|
Nonmigas
|
Total
|
Migas
|
Nonmigas
|
Total
|
Migas
|
Nonmigas
|
Total
|
Januari
|
2,66
|
12,72
|
15,38
|
3,97
|
11,48
|
15,45
|
-1,31
|
1,24
|
-0,07
|
Februari
|
2,57
|
12,45
|
15,02
|
3,64
|
11,67
|
15,31
|
-1,07
|
0,78
|
-0,29
|
Maret
|
2,93
|
12,09
|
15,02
|
3,90
|
10,99
|
14,89
|
-0,97
|
1,10
|
-0,13
|
April
|
2,45
|
12,31
|
14,76
|
3,63
|
12,83
|
16,46
|
-1,18
|
-0,52
|
-1,70
|
Mei
|
2,92
|
13,21
|
16,13
|
3,44
|
13,22
|
16,66
|
-0,52
|
-0,01
|
-0,53
|
Juni
|
2,80
|
11,96
|
14,76
|
3,53
|
12,11
|
15,64
|
-0,73
|
-0,15
|
-0,88
|
Juli
|
2,28
|
12,83
|
15,11
|
4,14
|
13,28
|
17,42
|
-1,86
|
-0,45
|
-2,31
|
Jan-Juli
|
18,61
|
87,57
|
106,18
|
26,25
|
85,58
|
111,83
|
-7,64
|
1,99
|
-5,65
|
Sumber: Badan Pusat Statistik, Berita Resmi Statistik, No. 58/09/Th. XVI, 2 September
2013, hlm. 14,http://www.bps.go.id/brs_file/eksim_02sep13.pdf.
Dengan melemahnya nilai tukar rupiah dapat secara langsung dilihat
dampaknya. Dampak yang dirasakan adalah
meningkatnya barang komoditi impor baik itu yang menjadi objek konsumsi maupun
alat produksi ( bahan baku dan barang modal). Kenaikan harga
tersebut dikarenakan komoditi impor dipatok dengan mata uang negara asalnya.
Dengan terjadinya kenaikan harga-harga barang maka akan menyebabkan terjadinya
inflasi, pada bulan Agustus 2013 inflasi telah mencapai 1,24%. Naiknya harga
barang impor akan merugikan pihak konsumen jika tidak dapat mengimbanginya
dengan pendapatan yang mereka terima, selain itu juga pihak usahawan yang
alat-alat produksinya terutama bahan bakunya semua berasaal dari impor. Selain
meningkatnya harga barang impor dampak yang terjadi akibat menurunnya nilai
tukar rupiah menyebabkan naikknya nominal rupiah dari hutang luar negeri.
Naiknya nominal rupiah dari hutang luar negeri akan berdampak pada hutang
swasta, hutang pemerintah dan meningkatnya penawaran terhadap rupiah.
Namun
tidak semua dirugikan akibat melemahnya nilai mata uang Rupiah beberapa sektor
usaha yang dapat mendapat untung dari melemahnya nilai tukar Rupiah.
Sektor yang merasakan dampak positif tersebut adalah pengusaha ekspor yang
bahan bakunya sebagian besar berasal dari dalam negeri contohnya adalah
eksportir kakao di Sulawesi Selatan, dan para pengusah ekspor yang sudah bertransaksi
dengan menggunakan mata uang dolar AS.
Keterangan : kalimat
yang digaris bawahi adalah kalimat utama dari paragraf deduktif.
Sumber : http://lipsus.kontan.co.id/v2/finansial_investasi/read/151/Ekonomi-Indonesia-di-antara-defisit-inflasi-dan-Pemilu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar