Blogger Backgrounds

Sabtu, 10 Maret 2012

Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia (part 1)



Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia


Tugas minggu ke-4

A    A. Strategi Pembangunan

Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor – faktor (variabel) yang akan dijadikanfaktor / variable utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993). Babarapa strategi pembangunan ekonomi yang dapatdisampaikan adalah :

1.1       Strategi Pertumbuhan

Didalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi pengukuran keberhasilan pembangunan.Selanjutnya dianggap bahwa   dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula oleh simiskin melalui proses merambat kebawah(trickle down effect)atau melalui tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasipembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan atau ketidak merataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan.
Inti dari konsep strategi ini adalah :
A.   Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusatkan, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
B.   Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect), pendistribusian kembali.
C.   Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
D.   Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

1.2       Strategi Pembangunan denganPemerataan

Paradigma Pembangunan untukSemuadalamkonteks Indonesia, kata SBY, hanyadapatdilakukandenganmenerapkanenamstrategidasarpembangunan.
Pertamamenerapkanstrategipembangunanyang inklusif, yang menjaminpemerataandankeadilan, sertamampumenghormatidanmenjagakeberagamanrakyat Indonesia.
Kedua, pembangunan Indonesia haruslahberdimensikewilayahan.
Ketiga, menciptakanintegrasiekonominasionaldalam era globalisasi.
Keempat, pengembanganekonomilokal di setiapdaerah, gunamembangunekonomidomestik yang kuatsecaranasional.
Kelimaadalahkeserasianantarapertumbuhandanpemerataan, atau Growth with Equity. Olehsebabitu, pemerintahmenerapkan Program KeluargaHarapan (PKH),  BLT, Jamkesmas, BOS, danKredit Usaha Kecil (KUR).
Keenamadalahpembangunan yang menitik-beratkanpadakemajuankualitasmanusianya. Manusia Indonesia bukansekedarobyekpembangunan, melainkanjustrusubyekpembangunan.Sumberdayamanusiamenjadiactordansekaligusfocustujuanpembangunan, sehinggadapatdibangunkualitaskehidupanmanusia Indonesia yang makinbaik.
Yang menonjol di dalamstrategiiniadalahditekannyapeningkatanpembangunanmelaluiteknik social engineering, sepertimelaluipenyusunanrencanainduk, paket program terpadu.Namunternyata model pertumbuhanpemerataaninijugabelummampumemecahkanmasalahpokok yang dihadapinegara-negara yang sedangberkembangsepertipengangguranmassal, kemiskinanstructuraldankepicangansosial.

1.3 StrategiKetergantungan

Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan strategi kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep ketergantungan adalah:
A.   Kemiskinan di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranyanadalah; meningkatnya produksi nasional, yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
B.   Teori ketergantungan ini kemudian dkritik oleh Kothari dengan mengatakan "... teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gempang sekali bagi kita untuk menumpahkan semua kesalahan pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja..." (Kothari dalam Ismid Hadad, 1980)

1.4 Strategi Yang Berwawasan Ruang

Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirrschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurangn mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih maju/kaya. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah kaya atau maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (back-wash effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.

1.5 Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok

Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO) pada tahun 1975), dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia idak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.


B.   Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pembangunan


Padadasarnyafaktor-faktoryang mempengaruhipemilihanstrategipembangunanekonomiadalahtujuan yang hendakdicapai.Apabila yang ingindicapaiadalahtingkatpertumbuhan yang tinggi, makafaktor yang mempengaruhidigunakannyastrategitersebutadalahtingkatpertumbuhanekonomi yang rendah, akumulasikapital yang rendah, tingkatpendapatanpadakapital yang rendah, strukturekonomi yang beratkesektortradisonal yang jugakurangberkembang. Faktor yang mempengaruhidiberlakukannyastrategipembangunan yang berorientasipadapenghapusankemiskinanpadadasarnyadilandasiolehkeinginanbahwakemiskinanharussecepatmungkindiatasi.Sementaraitustrategi-strategipembangunan yang lainternyatasangatsulitmempengaruhiataumemberikanmanfaatsecaralangsungkepadagolonganmiskinini.
Ketimpanganantardaerah maju dan daerah terbelakangdisebabkanolehkebijaksanaanpenanaman modal yang cenderunghanyadiarahkankelokasitertentudanbiasanyabersifatpadat modal, danoutputnyaberorientasikepasarInternasionaldanataukelompokmenengahkeatas di dalamnegeri.Dalamkebijaksanaaniniternyatabekerjanyaprinsip spread effect(bandingkandenganprisiptrickle down effect) lebihlemahdibandingkandenganbekerjanya back-wash effect (Proses mengalirnyadanasumberdayadaridaerahterbelakang (desa) kedaerahmaju (kota) ).
Selainitujugadisebabkankarenapotensidaerah yang berbeda-beda. Dengandemikianfaktor-faktor yang mempengaruhidiberlakukannyastrategipembangunan yang berorientasipadapemerataanantardaerahadalahpotensidaerah yang berbeda, kebijaksanaanpenanaman modal yang beratsebelah, dankarenaadanyaketimpanganantardaerah.

C.   Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia


Sebelum orde baru strategi pembangunan diIndonesiasecara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan diIndonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Strategi pembangunan di Indonesiatidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesiatidak mengesampingkan strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayahIndonesiadengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya).

Strategi tersebut dipertegas dengan ditetapkannya sasaran atau titik berat setiap Repelita, yakni :
1.Repelita I ( 1 April 1969 - 31 Maret 1974):
Tujuan yang ingin dicapai dalam replita ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap-tahap berikutnya. Sasaran yang hendak dicapai ialah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat,perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelita I lebih menekankan pada pembangunan bidang pertanian dan bidang industri.


2. Repelita II (1974-1979) :
Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7% per tahun. Prioritas utamanya adalah sector pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.:
3. Repelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984 ) :
Pada pelita ini menekankan pada Trilogi Pembangunan. Prioritas tetap pada pembangunan ekonomi yang dititikberatkan pada sector pertanian menuju swasembada pangan, serta peningkatan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
4. Repelita IV ( 1 April 1984 – 31 Maret 1989 ) :
Pada pelita ini , pemerintah lebih menitikberatkan sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri.
5. Repelita V ( 1 April 1989 – 31 Maret 1994 ) :
Pada pelita ini pemerintah menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang-barang untuk diekspor. Sementara itu, dalam bidang industri dititikberatkan pada peningkatan industri yang bersifat padat karya dan industri yang menghasilkan mesin-mesin industri.
6. Repelita V ( 1 April 1994 – 31 Maret 1999 ) :
Pada repelita ini pemerintah masih menitikberatkan pembangunan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumbe daya manusia sebagai pendukungnya.

Peran Pemerintah Dalam Perencanaan Pembangunan
Di dalam literatur-literatur ekonomi pembangunan sering disebutkan bahwa ada tiga peran pemerintah yang utama yaitu: (1) Sebagai pengalokasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh negara untuk pembangunan; (2) Penciptaan stabilisasi ekonomi melalui kebijakan fiskal dan moneter; serta (3) Sebagai pendistribusi sumber daya.

Tantangan pembangunan Indonesia ke depan sangat berat dan berbeda dengan
yang sebelumnya. Paling tidak ada 4 tantangan yang dihadapi
Indonesia, yaitu:
1. Otonomi daerah,
2. Pergeseran orientasi pembangunan sebagai negara maritim,
3. Ancaman dan sekaligus peluang globalisasi, serta
4. Kondisi objektif akibat krisis ekonomi.

Sumber :
Buku Sejarah  SMA Kelas XII , Prof. Dr. M. Habib Mustopo dkk
yudhistira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar