Tugas Softskill membuat cerpen
TRY OUT
“ Ayo anak-anak yang sudah selesai bisa
dikumpulkan sekarang! Waktunya tinggal sepuluh menit lagi ya!” Seru penjaga try
out yang sedang berjaga pada ruang kelas aldi sejak dua jam yang lalu. Sontak
semua siswa dan siswi pada ruang kelas tersebut langsung panik saat mendengar
kata sepuluh menit lagi, karena masih ada beberapa soal yang belum terisi.
Try out kali ini adalah try out nasional yang
diadakan oleh Kemendiknas yang diadakan serentak oleh seluruh sekolah baik
swasta maupun negeri. Mata pelajaran yang di ujikan pada hari ini adalah : Matematika,
Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia, lalu ujian untuk hari berikutnya adalah :
Kimia, Fisika, dan Biologi.
Aldi adalah seorang siswa kelas 12 Sekolah
Menengah Atas (SMA) pada suatu sekolah swasta di daerah Jakarta. Aldi teringat
akan soal-soal yang sangat membuat kepala menjadi pusing tujuh keliling, soal
yang membuatnya menjadi tak berselera makan.
Saat try out teman-temannya yang satu ruangan
dengan aldi ekspresi wajahnya bermacam-macam ada yang sangat tegang, biasa
saja, senyum-senyum entah senyum memang karena sangat yakin bisa atau menutupi
rasa tegangnnya tersebut, bahkan ada yang sangat kelihatan PD. Dan harapan
semua siswa adalah agar mendapat pengawas yang baik hati yang bisa membiarkan
mereka untuk saling menyontek. Karena ada beberapa rumus Matematika yang belum
dihafalkan oleh aldi maka ia menyiapkan selembar kertas untuk mencatat rumus-rumus
tersebut.
Tepat pukul 07:00 semua siswa masuk kedalam
ruangan dan langsung duduk ditempat yang telah ditentukan bersama datangnya
pengawas ujian. Setelah semua siswa duduk langsung pengawas mempersilahkan
mereka untuk berdoa terlebih dahulu. Tidak lama kemudian pengawas langsung
membagikan soal-soal ujian beserta lembar jawaban untuk mengisi soal-soal yang
ada. Hal yang pertama dilakukan oleh para siswa adalah mengisi data diri mereka
secara lengkap dan benar.
“Waktu kalian untuk menjawab soal adalah 120
menit anak-anak, dan bisa dimulai dari sekarang!” kata pengawas yang menjaga
dan sekaligus adalah guru Fisika mereka.
“Astafirullah ibu ini lagi yang ngawas,
kenapa harus dapat ibu killer yaAllah” gerutu Aldi dalam hati.
Dibukalah lembar soal pertama olehnya. Soal yang
pertama adalah soal Matematika. Dan satu per satu soal pun mulai ia kerjakan,
satu soal terlewatkan dua soal masih dapat dikerjakan tiga soal masih dapat
teratasi empat sampai sepuluh soal ia lewati terlebih dahulu karena dianggap
sulit langsung dikerjakannya nomor dua belas yang masih bisa dikerjakan sewaktu
dibacanya nomor dua belas ia mulai kehilangan semangat untuk mengerjakan karena
semakin sulit soal.
“ Kalau lama kelamaan ngerjain soal
Matematika waktu ku akan habis ni, langsung Bahasa Indonesia ajalah”. Ucap
aldi.
Dibukalah soal nomor 21. Secara keseluruhan
terdapat 60 soal. Soal tersebut terdiri dari 20 soal Matematika, 20 soal Bahasa
Indonesia, 20 soal Bahasa Inggris. Ia mengira soal Bahasa Indonesia lebih mudah
dari soal Matematika. Saat ia membukanya dan ternyata sudah disambut dengan
soal yang panjang yang sudah membuatnya mengantuk saat membacanya. Beberapa
soal mulai dibaca perlahan dan mulai dikerjakannya.
“ Hoammmmm” aldi mulai menguap.
Sesekali aldi melihat teman-temannya yang
sedang serius mengerjakan soal-soal.
Aldi teringat akan pesan dari guru bimbingan
belajarnya yang memberi pesan jika soal Bahasa Indonesia itu jangan dibaca
soalnya terlebih dahulu bacalah soalnya terlebih dahulu baru membaca soal. Kalau
diharuskan membaca soal terlebih dahulu ya baca tetapi kalau tidak langsung
saja membaca soal.
Setelah mengingat pesan dari sang guru
sedikit demi sedikit ia mulai mempunyai semangat yang muncul kembali. Langsung
saja aldi membaca satu persatu soal dengan cermat dan teliti karena banyak soal
yang menjebak meskipun itu membuat lelah mata. Banyak siswa zaman sekarang yang
paling tidak suka namanya membaca karena bagi mereka membaca adalah kegiatan
yang membosankan. Padahal dengan membaca kita mendapat lebih banyak pengetahuan
yang membuat wawasan menjadi luas. Lantas mengapa anak-anak sekarang malas
untuk membaca ?
“ Al... Alllll” Panggil tio.
Lalu aldi menengok kesamping kanan.
“ Kenapa ? ” Jawab aldi.
“ Lihat jawaban dong”
“ Soal nomor berapa?”
“ Dari nomor 1 dong.”
Rupanya tio sama sekali belum mengerjakan
satu soalpun. Lalu aldi memberitahu soal yang telah ia jawab.
“ Ini io jawabannya.” Sambil memperlihatkan
jawabannya secara diam-diam.
Setelah memberitahu jawabannya aldi mulai
mengerjakan soalnya kembali.
Tiga puluh lima menit sudah aldi mengerjakan
soal Bahasa Indonesia dan akhirnya ia dapat selesai mengerjakan soal dengan
menyisakan 5 soal.
Sekarang waktu menunjukkan pukul 07.55,
dibukalah soal Bahasa Inggris olehnya. Mulai dibacanya soal yang ke-51,
sebenarnya aldi tidak terlalu menyukai dan tidak terlalu menguasai Bahasa
Inggris karena menurutnya Bahasa Inggris itu membingungkan. Dengan niat dan
tekat yang kuat aldi meyakinkan dirinya untuk mampu menaklukkan soal-soal ini.
“ Oke, mari babat soal
ini.” Kata suara hati aldi.
“ Tapi ini kan Bahasa
Inggris, susah kan.” Gerutu aldi dengan menghela nafas.
Dan akhirnya dikerjakan
juga soal Bahasa Inggris perlahan-lahan ia membacanya sambil memahami apa isi
dari bacaan soal agar tepat dalam menjawabnya.
Setelah bersusah-susah
berfikir ia mampu menyelesaikan 10 dari 20 soal yang ada.
“ Baru 10 soal ya,
lumayan lah ya dari pada ga sama sekali.” Kata aldi.
Waktu benar-benar terus berjalan tanpa henti
menit demi menit terlewati detik demi detik pun berlalu begitu cepat, tanpa
disadari waktu telah menunjukkan pukul 08:30 yang berarti waktu mengerjakan
soal sebentar lagi hampir habis.
Aldi benar-benar dibuat pusing dan galau
dengan soal yang ada dan banyak itu. Dia terus saja berfikir dan
mengingat-ingat materi yang telah diajarkan oleh guru-gurunya dikelas sambil
membolak-balik kertas soal yang ada dimejanya itu, dengan menyesali
perbuatannya yang kurang persiapan dan kurang belajar
“ Srek.... srek.. srek...” Suara kertas yang
timbul karena dibolak-balik.
“ Kenapa susah banget sih ni soal elahhhhh...
Kenapa coba ga belajar dari kemarin-kemarin kan ga akan kaya gini jadinya.”
Gerutu aldi.
Dia melihat keadaan sekelilingnya yang sudah
mulai kelihatan gelisah ada yang sedang garuk-garuk kepala. Ada yang hanya
bersender dikursi dengan melihat soal. Ada yang sedang membuka kebetannya. Ada
yang sedang tidur dan bahkan sudah mulai terdengar sedikit suara kegaduhan dari
teman-temannya yang mulai berburu jawaban.
Tiba-tiba terdengar ada yang memanggil aldi.
“ Psttttt....” Suara samar-samar indra
Langsung aldi menengok kesebelah kiri tanpa
berkata apa-apa.
“ Udah selesai belum ?” Bisik indra
“ Ya belum lah.” Sambil menggelengkan
kepalanya.
“ Nomor 17 sama 19 apa ?”
“ Engga tahu.”
Setelah menjawab pertanyaan indra langsung
aldi merenungkan beberapa soal yang belum dijawabnya sambil menaruk kepalanya
diatas tangan yang ditaruh diatas meja.
Beberapa menit kemudian aldi mengangkat
kepalanya dan mencoba bangkit kembali dengan mengumpulkan semangat-semangatnya
yang telah pudar dan jatuh berhamburan kemana-mana. Akhirnya dia memutuskan
untuk pergi meminta izin pergi ke toilet untuk mencuci mukanya.
“ Bu, maaf saya mau izin ke toilet sebentar.”
Ucap aldi saat meminta izin.
“ Oh, yasudah iya silahkan. Tapi ingat jangan
lama-lama, waktu ujian sebentar lagi.”
“ Iya bu,
permisi....”
Wajahnya telah dibasuh oleh air fikirannya
sudah mulai sedikit kembali segar langsung tanpa berlama-lama ia kembali
kekelasnya.
“ Dan saatnya bertemu kembali dengan soal
itu, kalau ga dikerjain sekarang juga bisa-bisa lembar jawabanku banyak yang
kosong deh ni.” Kata aldi sambil menghitung jawaban yang yang masih kosong.
Matematika kurang 15 jawaban, Bahasa Indonesia kurang 5 jawaban dan Bahasa
Inggris kurang 10 jawaban lagi.
Aldi melihat soal-soalnya kembali dan belum
ada pencerahan yang datang untuk menjawab, akhirnya ia mencoba ikut berburu
jawaban seperti teman-temannya.
“ Ris... Risss..” Suara aldi memanggil haris,
yang ada didepannya sambil sedikit menendang-nendang kursi haris.
“ Apaaa ?”
“ Nyontek dong jawabannya.” Sambil melirik ke
arah penjaga.
“ Belum semuanya al.”
“ Yaudah gapapa mau liat aja, mau nyamain
jawaban ni.”
“ Belum ni al, nanti aja ya nyamaiinnya.”
“ Cuma mau lihat doang juga, bilang aja ga
boleh susah banget. Pelit dasar !” Aldi menggerutu sendiri. Langsung ia
berpindah haluan ke seberang kiri.
“ Tik.. sssttt... tikkkkkk....”
“ Udah selesai belum ?”
Tika langsung menengok dan memanfaatkannya
untuk bertanya juga kepada aldi.
“ Belum
al, nomor 29 udah belum?”
“ Yah orang aku yang mau nanya malah dia yang
nanya.” Kata hati aldi berbicara.
“ Iya udah ti, D jawabannya”
“ Sipp, makasih ya heheh....”
Pilihan terakhir adalah ia melihat pada vera
yang duduk dibelakangnya. Beberapa jawaban ia dapatkan dari lembar jawaban vera
yang setidaknya dapat sedikit membantunya mengisi lembar jawaban yang masih
kosong.
“ Makasih ya ver, heheh lumayannnnn heheh.”
Senyum aldi mulai mengembang.
Vera membalas dengan senyum manisnya.
08:45. “ Engga salah ini tinggal 15 menit lagi.
Masih 15 soal lagi belum dikerjain.”
Seketika aldi mengingat bahwa ia telah
menyiapkan catatan rumus-rumus Matematika langsung saja ia mengambil dari
tempat pensilnya dan membukanya secara perlahan-lahan.
Dilihatnya rumus-rumus itu satu persatu
dengan cermat tapi mungkin karena kondisi fikirannya yang telah pusing jadi
semakin dilihat rumusnya aldi semakin pusing dan semakin bingung
mengerjakannya. Karena keadaan sudah tidak memungkinkan kembali hanya untuk
menunggu jawaban dari temannya maka semangat aldi merasa dalam keadaan kepepet
dan dengan itu semangat aldi memuncak ingatannya akan pelajaran yang ada
kembali.
Maka dengan mudahnya ia melalap soal-soal
yang belum terisi, dan hasilnya setengah dari soal yang belum terisi dapat
terselesaikan dengan baik.
Tiba-tiba terdengar suara.......
“ Anak-anak waktu kalian tinggal sepuluh
menit lagi yaaaa !” Kata penjaga try out yang sejak dari tadi berjaga.
Sontak semua siswa kaget dengan peringatan
waktu yang hanya tinggal sepuluh menit itu. Mereka semua panik karena masih
terdapat beberapa soal lagi yang belum terisi. Siska tetap tenang sambil terus
membaca soal yang ada. Ikin sibuk menengok ke kanan ke kiri ke depan ke
belakang untuk berburu jawaban. Tio
sedang berdoa.
“ Sepertinya sudah tidak ada jalan lagi,
kecuali aku harus mencontek heheheh...” Pikiran licik aldi mulai merasuki
otaknya untuk mendapat jawaban dengan cara yang mudah.
Lalu dipanggillah siska yang sudah
menyelesaikan jawabannya. Dimintalah satu persatu soal yang belum ia jawab sama
sekali dan pada akhirnya aldi meminta semua jawaban untuk mengetahui apakah
semua jawaban siska sama dengannya atau tidak.
Begitupun dengan semua siswa sibuk mencari
contekan. Kelaspun menjadi sedikit ribut dan berisik, karena pengawas seakan
membiarkan keadaan ini maka siswa seakan-akan leluasa dengan mudahnya
mencontek. Sampai suara bel berbunyi.
“ Tettttttt tettttt tettttt...!!!!!” Bel
berakhirnya ujianpun berbunyi.
“ Ya, ayo anak-anak bel sudah berbunyi.
Tandanya waktu kalian telah habis. Sekarang silahkan dikumpulkan kedepan
beserta soal.! Seru pengawas try out untuk mengumpulkan soal dan jawaban.
Aldi bergegas dari kursinya dan segera maju
kedepan untuk mengumpulkan lembar jawaban yang ada ditangannya. Dan aldi puas
karena semua soal telah tersisi semua meskipun ia tak yakin dengan hasilnya
100%. Aldi pun keluar dari kelasnya seraya berkata dalam hati “ Try out
berikutnya harus lebih baik lagi dari try out sekarang dan harus dapt
mengerjakan sendiri......”
Dengan hal ini aldi dapat mengambil pelajaran
bahwa kita harus belajar dengan sungguh-sungguh
dan giat karena jika kita tidak
melakukan itu kita tidak akan berhasil, selain itu kita tidak boleh
mengandalkan orang lain dalam mengerjakan sesuatu tidak semua orang mau dan
dapat membantu kita dan tidak lupa berdoa adalah hal terpenting dari semua ini
karena jika kita telah melakukan segalanya tanpa berdoa itu akan mustahil. Try
out kali ini adalah salah satu uji coba dalam menghadapi Ujian Nasional
sesungguhya, jika kita dapat mengerjakan dengan baik maka InsyaAllah kita tidak
akan menemui hal yang sulit dalam ujian sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar