Blogger Backgrounds

Rabu, 13 November 2013




DAFTAR ISTILAH DALAM AKUNTANSI



Aktiva : Manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang diharapkan akan diterima oleh suatu badan usaha sebagai hasil dari transaksi-transaksi di masa lalu.

Aktiva Lancar : Uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasikan menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun, mana yang lebih lama.

Akuntansi : Seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dengan cara yang sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta penginterpretasian hasil pencatatan tersebut.

Aktiva Tetap Berwujud: Aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.

Akuntansi Biaya : Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Akuntansi Keuangan : Sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal.

Akuntansi Manajerial : Proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan, dan pengomunikasian informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi operasi sebuah organisasi.

Bahan Baku : Barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.

Bahan Penolong : Barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.

Biaya (Ekspense) : Aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Biaya Depresiasi : Alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dibebankan pada suatu periode tertentu.

Biaya Dibayar Dimuka : Biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi belum dibebankan sebagai biaya pada periode tersebut.

Biaya Nonproduksi : Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan administrasi dan umum.

Biaya Produksi : Biaya-baya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk.

Biaya Semifixed : Biaya yang tetp untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

Biaya Semivariabel : Biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Biaya Tetap : Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.

Biaya Variabel : Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volum kegiatan.

Bond Certificate : Dokumen legal yang mengindikasikan nama penerbit, nilai nominal obligasi, dan data lainnya seperti suku bunga kontrak dan tanggal jatuh tempo obligasi.

Buku Jurnal : Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi urut tanggal terjadinya (kronologis), sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan.

Bunga Berjalan : Bunga yang dibayarkan oleh pembeli untuk jangka waktu tanggal bunga terakhir sampai tanggal pembelian.

Cek Tunai : Cek yang dibuat oleh suatu pihak yang memiliki rekening koran bank sebagai perintah kepada kasir bank untuk melakukan pembayaran.

Certifield Check : Cek yang diterima oleh pihak lain yang telah mendapat tanda tertentu dari bank sebagai bukti bahwa cek tersebut bukan merupakan cek kosong.

Corporation : Bentuk perusahaan yang merupakan entitas hukum terpisah dan dibedakan pemiliknya menurut undang-undang perseroan terbatas negara.

Current Ratio : Pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi likuiditas dan kemampuan pembayaran utang jangka pendek perusahaan.

Demand Deposit : Simpanan utama di bank yang sewaktu-waktu dapat diambil.

Depresiasi : Sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.

Deplesi : Penyusutan sumber-sumber alam yang tidak dapat diganti.

Dividen : Pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki.

Dividen Likuidasi : Dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal.

Dividen Saham : Pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.

Ekuitas : Perbedaan antara aktiva dengan utang dan merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik.

Full Costing : Metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku variabel maupun tetap.

Giro : Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.

Goodwill : Semua kelebihan yang terdapat dalam suatu usaha seperti letak perusahaan yang baik, nama yang terkenal, pimpinan yang ahli dan lain-lain.

Hak Beli Saham : Hak yang diberikan kepada para pemegang saham untuk membeli saham baru dari perusahaan dengan harga tertentu dan dalam batas waktu tertentu.

Harga Perolehan (Cost) : Jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa.

Harga Pokok Penjualan : Harga pokok produksi ditambah harga pokok persediaan barang jadi awal periode dan dikurangi harga pokok persediaan barang jadi akhir periode.

Kas : Alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan bank atau tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu waktu.

Kas Kecil : Uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.

Kerangka Rekening : Daftar rekening-rekening yang digunakan dalam perusahaan.

Kliring : Suatu tata cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga dari suatu bank terhadap bank lainnya.

Laba (Gain) : Kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.

Laba Per Lembar Saham: Jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.

Laporan Arus Kas : Laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pedanaan.

Laporan Keuangan : Ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi- transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Laporan Laba Rugi : Suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.

Laba Tidak Dibagi : Kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi sebagai deviden.

Liquidity Ratio : Mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayarkan kewajibannya yang jatuh tempo dan untuk memenuhi kebutuhan kas tak terduga.

Mendiskontokan Wesel : Meminjam uang ke bank dengan menggunakan wesel sebagai jaminan.

Merek atau Cap Dagang : Hak untuk menggunakan merek dagang.

Metode Ekuitas : Sebuah metode akuntansi dimana investasi pada saham biasa awalnya dicatat pada biaya perolehannya, dan akun investasi kemudian disesuaikan per tahun untuk meunjukkan modal investor pada investee.

Metode Fisik : Metode pencatatan persediaan yang tidak mengikuti mutasi persediaan sehingga untuk mengetahui jumlah persediaan pada suatu saat tertentu harus diadakan perhitungan fisik atas persediaan barang (stock opname).

Metode Perpetual : Metode pencatatan persediaan yang mengikuti mutasi persediaan, baik kuantitasnya maupun harga pokoknya.

Modal : Jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan.

Modal Disetor : Jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham.

Neraca : Laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.

Neraca Lajur : Daftar berkolom yang berisi data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian dan laporan-laporan keuangan.

Nilai Buku Saham : Jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap lembar saham dalam modal PT.

Obligasi : Pengakuan utang pihak yang mengeluarkan pada pihak yang membeli (investor).

Obligasi Bergaransi : Obligasi yang dijamin oleh pihak lain.

Obligasi Berseri : Obligasi yang pelunasannya dilakukan dalam satu seri.

Obligasi Hipotek : Obligasi yang dijamin dengan real estate.

Operating List : Perjanjian kontrak yang memberikan lesse penggunaan sementara properti, kepemilikan aset tetap berada di lessor.

Outstanding Checks : Cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas teteapi oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.

Over Draft : Cek yang dikeluarkan melebihi saldo kas yang ada dan menimbulkan selisih.

Payout Ratio : Mengukur persentase laba yang didistribusikan dalam bentuk dividen kas.

Pendapatan (Revenue) : Aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Pendapatan Dimuka : Penerimaan dari pendapatan tetapi bukan merupakan pendapatan untuk periode tersebut, atau dengan kata lain merupakan pendapatan periode yang akan datang yang diterima dalam periode sekarang.

Penghasilan (Income ) : Selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biaya-biaya.

Perusahaan Dagang : Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dagang dari perusahaan lain dan melakukan penjualan barang tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur.

Perusahaan Manufaktur : Perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan melakukan penjualan produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain.

Piutang Pendapatan : Pendapatan yang sudah diperoleh tetapi masih belum diterima dan belum dicatat dalam rekening-rekening.

Postulate Akuntansi : Pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang diterima secara umum karena sesuai dengan tujuan dari laporan keuangan dan menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi, dan hukum dimana akuntansi harus beroperasi.

Prinsip Akuntansi : Dalil atau dokrin untuk mengawasi suatu sistem atau aktivitas tertentu yang telah diterima kebenarannya.

Rekening Campuran : Rekening-rekening yang saldonya mengandung unsur-unsur rekening rill dan nominal, setiap akhir periode rekening-rekening campuran ini perlu dianalisis dan dipisahkan menjadi rekening riil dan nominal.

Rekening Nominal : Rekening-rekening pendapatan, laba, biaya dan rugi yang merupakan pos-pos dalam laporan laba rugi, sehingga dapat dikatakan bahwa rekening-rekening nominal itu merupakan rekening laba rugi.

Rekening Riil : Rekening-rekening aktiva, utang, dan modal yang merupakan pos-pos neraca, sehingga dapat dikatakan bahwa rekening-rekening riil itu merupakan rekening- rekening neraca.

Rugi (Loss) : Penurunan modal (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya (expense) atau distribusi para pemilik.

Saham Biasa : Saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga resikonya adalah yang paing besar.

Saham Prioritas : Saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuidasi.

Stock Split : Penerbitan saham tambahan untuk para pemegang saham sesuai dengan persentase kepemilikannya.

Suku Bunga Pasar : Suku bunga yang dikehendaki investor ketika meminjamkan dana pada perusahaan.

Taksiran Utang Pajak : Jumlah pajak penghasilan yang diperkirakan untuk laba periode yang bersangkutan.

Treasury Stock : Saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara waktu.

Traveler Check : Cek yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dalam suatu bank untuk kepentingan orang-orang yang berpergian.

Utang : Pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi transaksi yang sudah lalu.

Utang Biaya : Biaya-biaya yang sudah menjadi beban tetapi belum dibayar dan belum dicatat dalam rekening-rekening.

Utang Dagang : Utang-utang yang timbul dari pembelian barang-barang dagang atau jasa.

Utang Lancar : Utang-utang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan sumber sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar atau dengan menimbulkan suatu utang baru.

Utang Wesel : Utang-utang yang memakai bukti-bukti tertulis berupa kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu.

Variable Costing : Metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerj langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Waran atau Opsi Saham : Instrumen keungan yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu dan dalam periode (jangka waktu) tertentu.

Wesel : Janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.


Paragraf  Deduktif

MELEMAHNYA NILAI TUKAR RUPIAH

Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) memiliki rencana untuk mengurangi atau bahkan menghentikan stimulus moneter. Rencana tersebut dinamakan dengan Stimulus The Fed atau yang ering disebut dengan Quantitative Easing (QE). Dengan rencana  diperkirakan akan membuat keluarnya dana asing yang ditempatkan di negara berkembang.
Quantitative Easing (QE) sendiri didefinisikan sebagai salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral suatu negara guna meningkatkan jumlah uang beredar (money supply) di pasar.Dengan kebijakan QE bank sentral akan meningkatkan jumlah uang beredar dengan melakukan pembelian  berbagai aset investasi termasuk surat-surat berharga dan saham guna memperbanyak uang cash dalam pasar keuangan hingga meningkatkan likuiditas mata uang tersebut. Hal ini akan menyebabkan laju inflasi akan meningkat dan jumlah uang yang beredar yang meningkat akan makin melemahkan nilai mata uang. Tujuan Quantitative Easing adalah menambah jumlah uang yang beredar dengan pertambahan kredit yang akhirnya dapat merangsang arus uang di ekonomi seiiring dengan meningkatnya pembelanjaan. The Fed akan menarik uang ke pasar secara bertahap sebesar US$ 80 miliar per tahap. Hal ini akan menyebabkan ditariknya dollar dari pasar termasuk dari Indonesia.


            Dengan ditariknya mata uang dolar di Indonesia menyebabkan nilai mata uang rupiah terhadap dolar melemah. Selain itu Indonesia juga mengalami pelemahan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tidak hanya di Indonesia saja beberapa negara emerging markets (negara berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi dengan cepat) juga ikut merasakan dampak dari penghentian stimulus oleh bank setral Amerika Serikat. Saat ini rupiah tukar rupiah terhadap dolar AS telah mencapai Rp 11.450,00.- . Berikut akan disajikan grafik melemahnya nilai mata uang negara emerging market terhadap dolar. 

Tabel 1
Nilai Tukar Mata Uang Emerging Markets vs. Dollar AS, Januari-Agustus 2013
Indeks, 15 Mei 2013 = 100

Sumber: Wells Fargo Securities Economics Group, LLC, Weekly Economic & Financial Commentary, 30 Agustus 2013, hlm. 4, https://www.wellsfargo.com/downloads/pdf/com/insights/economics/weekly-commentary/WeeklyEconomicFinancialCommentary_08302013.pdf.


Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh relasi penawaran-permintaan (supply-demand) atas mata uang tersebut. Jika permintaan atas sebuah mata uang meningkat, sementara penawaran tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang tersebut akan meningkat, apabila penawaran sebuah mata uang meningkat, sementara permintaannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan melemah. Dengan demikian rupiah melemah karena penawaran atasnya tinggi dan permintaan atasnya rendah. Faktor yang menyebabkan penawaran atas Rupiah tinggi sedangkan permintaan atas Rupiah rendah yaitu:
1.      Keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari indonesia.
2.      Neraca nilai perdagangan yang Indonesia mengalami defisit.

Keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia disebabkan oleh para investor di Indonesia menukarkan mata uang rupiah dengan mata uang negara lainnya uang tersebut digunakan untuk berinvestasi di negara lainnya. Ini adalah akibat dari rencana pengurangan Quantitative Easing (QE) oleh The Fed. Hal ini dapat dilihat dari IHSG yang semakin menurun. Berikut akan disajikan tabel IHSG yang mengalami penurunan seiiring dengan melemahnya nilai mata uang rupiah.
  
Tabel 2
IHSG April-Agustus 2013



Faktor kedua yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah melemah adalah neraca nilai perdagangan yang Indonesia mengalami defisit. Artinya adalah ekspor lebih kecil dari pada impor. Ekspor akan menyebabkan meningkatnya permintaan atas mata uang Rupiah, karena dalam ekspor terjadi pertukaran mata uang negara yang dituju dengan mata uang eksportir. Pertukaran yang terjadi karena eksportir membutuhkan hasil akhir ekspor dalam bentuk mata uang negara Indonesia agar dapat digunakan dalam usahanya. Dan pada tahun 2013 Indonesia telah mengalami defisit neraca perdagangan sebesar US$ 3,3 miliar. Defisit neraca perdagangan Indonesia terbesar disebabkan oleh importasi minyak Indonesia. Berikut akan disajikan tabel yang menggambarkan defisit neraca perdagangan di Indonesia.

Tabel 3
Neraca Nilai Perdagangan Indonesia, Januari-Juli 2013
(Miliar US$)



Ekspor
Impor
Neraca
Bulan
Migas
Nonmigas
Total
Migas
Nonmigas
Total
Migas
Nonmigas
Total
Januari
2,66
12,72
15,38
3,97
11,48
15,45
-1,31
1,24
-0,07
Februari
2,57
12,45
15,02
3,64
11,67
15,31
-1,07
0,78
-0,29
Maret
2,93
12,09
15,02
3,90
10,99
14,89
-0,97
1,10
-0,13
April
2,45
12,31
14,76
3,63
12,83
16,46
-1,18
-0,52
-1,70
Mei
2,92
13,21
16,13
3,44
13,22
16,66
-0,52
-0,01
-0,53
Juni
2,80
11,96
14,76
3,53
12,11
15,64
-0,73
-0,15
-0,88
Juli
2,28
12,83
15,11
4,14
13,28
17,42
-1,86
-0,45
-2,31
Jan-Juli
18,61
87,57
106,18
26,25
85,58
111,83
-7,64
1,99
-5,65
Sumber: Badan Pusat Statistik, Berita Resmi Statistik, No. 58/09/Th. XVI, 2 September 2013, hlm. 14,http://www.bps.go.id/brs_file/eksim_02sep13.pdf.

Dengan melemahnya nilai tukar rupiah dapat secara langsung dilihat dampaknya. Dampak yang dirasakan adalah meningkatnya barang komoditi impor baik itu yang menjadi objek konsumsi maupun alat produksi ( bahan baku dan barang modal). Kenaikan harga tersebut dikarenakan komoditi impor dipatok dengan mata uang negara asalnya. Dengan terjadinya kenaikan harga-harga barang maka akan menyebabkan terjadinya inflasi, pada bulan Agustus 2013 inflasi telah mencapai 1,24%. Naiknya harga barang impor akan merugikan pihak konsumen jika tidak dapat mengimbanginya dengan pendapatan yang mereka terima, selain itu juga pihak usahawan yang alat-alat produksinya terutama bahan bakunya semua berasaal dari impor. Selain meningkatnya harga barang impor dampak yang terjadi akibat menurunnya nilai tukar rupiah menyebabkan naikknya nominal rupiah dari hutang luar negeri. Naiknya nominal rupiah dari hutang luar negeri akan berdampak pada hutang swasta, hutang pemerintah dan meningkatnya penawaran terhadap rupiah.
Namun tidak semua dirugikan akibat melemahnya nilai mata uang Rupiah beberapa sektor usaha yang dapat mendapat untung dari melemahnya nilai tukar Rupiah. Sektor yang merasakan dampak positif tersebut adalah pengusaha ekspor yang bahan bakunya sebagian besar berasal dari dalam negeri contohnya adalah eksportir kakao di Sulawesi Selatan, dan para pengusah ekspor yang sudah bertransaksi dengan menggunakan mata uang dolar AS.

Keterangan : kalimat yang digaris bawahi adalah kalimat utama dari paragraf deduktif.

Sumber : http://lipsus.kontan.co.id/v2/finansial_investasi/read/151/Ekonomi-Indonesia-di-antara-defisit-inflasi-dan-Pemilu